Fakultas Psikologi UNS Hadirkan Intervensi Musik Sebagai Solusi Kesehatan Mental Siswa
Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. bersama dengan 12 mahasiswa Fakultas Psikologi, menyoroti fenomena academic stress pada pelajar sekolah menengah atas, terlebih di tahun terakhir mereka. Banyak sekali tuntutan yang dibebankan kepada mereka, tidak hanya sekadar lulus, melainkan mereka terpancang untuk lolos dalam seleksi perguruan tinggi sebagai jenjang akademik lanjutan. Kedua hal tersebut cukup berat, ditambah lagi dengan beban moril lainnya, seperti ambisi untuk tetap mempertahankan peringkat sekolah dan lulusan dikancah daerah dan/atau nasional.
Target dan visi yang terbeban pada siswa, terkadang tidak dapat diwujudkan dan diikhtiarkan semulus rencana dan misi yang telah dicanangkan sejak awal. Adanya ketidaksesuaian antara ekspektasi dan kenyataan memunculkan gap yang seringkali menimbulkan perasaan tidak nyaman, kecewa, bahkan stress. Dalam konteks akademik, stress akibat tuntutan dan kewajiban akademik seringkali disebut dengan academic stress. Meskipun academic stress berada dalam cakupan lingkup akademik, tak jarang, stressor-nya justru berasal dari hal-hal diluar akademik seseorang; misalnya keluarga, pertemanan, hubungan romantis remaja, dsb. Ketidakmampuan siswa dalam mengendalikan stressor tersebut dalam pengaruhnya pada kegiatan dan proses mereka dalam upaya pemenuhan tanggung jawab sebagai pelajar menjadi salah satu penyebab terjadinya academic stress.
Tendensi itulah yang mendorong tim pengabdian Fakultas Psikologi UNS untuk turun langsung dalam upaya pengkajian dan intervensi kesehatan mental siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Klaten. Kegiatan ini melibatkan sebanyak 290 orang siswa kelas 12 dengan pengukuran kesehatan mental yang dikhususkan pada 3 dimensi, yaitu resiliensi, penerimaan dukungan sosial, dan kepuasan hidup. Dalam pengukurannya, didapati bahwa sebesar 13% siswa merasa bahwa mereka dalam keadaan kesehatan mental yang tidak baik. Menilik pada hal ini, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim merumuskan satu intervensi berbasis musik.
Mulanya, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim memaparkan kepada siswa pemahaman umum mengenai kesehatan mental. Dalam fase ini, tim tidak hanya menjelaskan terkait pengertian kesehatan mental, tim turut menyisipkan penjelasan terkait stress level dan performansinya, serta aspek secure and safe dalam kesehatan mental dengan melibatkan kognitif, afektif, dan dukungan sosial. Pada fase selanjutnya, tim mulai masuk dalam pengenalan terkait self compassion dan self healing yang diyakini sebagai cara praktis yang dapat dilakukan hampir dengan mudah oleh semua orang sebagai salah satu prevent strategy dalam mencegah terjadinya burnout akibat stress yang berlebih pada seseorang, terlebih pada siswa.
Di sesi intervensi, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim melakukan implementasi langsung strategi self healing dengan beberapa metode yaitu guided imagery, self-talk, dan expressive writing. Dalam sesi ini, Rafika dan tim mengupas beberapa lagu sebagai salah satu hasil expressive writing yang disajikan dengan nada, beberapa lagu yang dipaparkan adalah Dunia Tipu-Tipu – Yura Yunita; Tutur Batinku – Yura Yunita; dan, Pelukku untuk Pelikmu – Fiersa Besari. Intervensi dilakukan dengan bernyanyi bersama, menginterpretasikan makna lagu, dan diakhiri dengan membuat lagu untuk mencurahkan perasaan mereka kemudian mempresentasikannya dengan bernyanyi dan menjelaskan makna lagu dihadapan teman-teman sekelasnya. Tidak berhenti sampai disitu, dalam rangkaian acara pengabdian ini, Rafika dan tim turut membuka booth konsultasi yang memberikan kesembatan bagi siswa siswi untuk mencurahkan isi hati mereka.
Secara umum, siswa merasa sangat antusias dengan intervensi yang telah disajikan oleh tim pengabdian Fakultas Psikologi UNS. Banyak siswa mengharapkan, intervensi berkala seperti demikian dapat dilakukan dan dijadikan percontohan oleh pihak sekolah untuk dapat dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental siswa. Hal ini diutarakan siswa, mengingat pentingnya stabilitas mental mereka demi optimalisasi performa belajar mereka untuk menghadapi beragam tantangan secara akademik maupun non-akademik.
Dokumentasi : Tim
Editor : Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A.
Target dan visi yang terbeban pada siswa, terkadang tidak dapat diwujudkan dan diikhtiarkan semulus rencana dan misi yang telah dicanangkan sejak awal. Adanya ketidaksesuaian antara ekspektasi dan kenyataan memunculkan gap yang seringkali menimbulkan perasaan tidak nyaman, kecewa, bahkan stress. Dalam konteks akademik, stress akibat tuntutan dan kewajiban akademik seringkali disebut dengan academic stress. Meskipun academic stress berada dalam cakupan lingkup akademik, tak jarang, stressor-nya justru berasal dari hal-hal diluar akademik seseorang; misalnya keluarga, pertemanan, hubungan romantis remaja, dsb. Ketidakmampuan siswa dalam mengendalikan stressor tersebut dalam pengaruhnya pada kegiatan dan proses mereka dalam upaya pemenuhan tanggung jawab sebagai pelajar menjadi salah satu penyebab terjadinya academic stress.
Tendensi itulah yang mendorong tim pengabdian Fakultas Psikologi UNS untuk turun langsung dalam upaya pengkajian dan intervensi kesehatan mental siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Klaten. Kegiatan ini melibatkan sebanyak 290 orang siswa kelas 12 dengan pengukuran kesehatan mental yang dikhususkan pada 3 dimensi, yaitu resiliensi, penerimaan dukungan sosial, dan kepuasan hidup. Dalam pengukurannya, didapati bahwa sebesar 13% siswa merasa bahwa mereka dalam keadaan kesehatan mental yang tidak baik. Menilik pada hal ini, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim merumuskan satu intervensi berbasis musik.
Mulanya, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim memaparkan kepada siswa pemahaman umum mengenai kesehatan mental. Dalam fase ini, tim tidak hanya menjelaskan terkait pengertian kesehatan mental, tim turut menyisipkan penjelasan terkait stress level dan performansinya, serta aspek secure and safe dalam kesehatan mental dengan melibatkan kognitif, afektif, dan dukungan sosial. Pada fase selanjutnya, tim mulai masuk dalam pengenalan terkait self compassion dan self healing yang diyakini sebagai cara praktis yang dapat dilakukan hampir dengan mudah oleh semua orang sebagai salah satu prevent strategy dalam mencegah terjadinya burnout akibat stress yang berlebih pada seseorang, terlebih pada siswa.
Di sesi intervensi, Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A. dan tim melakukan implementasi langsung strategi self healing dengan beberapa metode yaitu guided imagery, self-talk, dan expressive writing. Dalam sesi ini, Rafika dan tim mengupas beberapa lagu sebagai salah satu hasil expressive writing yang disajikan dengan nada, beberapa lagu yang dipaparkan adalah Dunia Tipu-Tipu – Yura Yunita; Tutur Batinku – Yura Yunita; dan, Pelukku untuk Pelikmu – Fiersa Besari. Intervensi dilakukan dengan bernyanyi bersama, menginterpretasikan makna lagu, dan diakhiri dengan membuat lagu untuk mencurahkan perasaan mereka kemudian mempresentasikannya dengan bernyanyi dan menjelaskan makna lagu dihadapan teman-teman sekelasnya. Tidak berhenti sampai disitu, dalam rangkaian acara pengabdian ini, Rafika dan tim turut membuka booth konsultasi yang memberikan kesembatan bagi siswa siswi untuk mencurahkan isi hati mereka.
Secara umum, siswa merasa sangat antusias dengan intervensi yang telah disajikan oleh tim pengabdian Fakultas Psikologi UNS. Banyak siswa mengharapkan, intervensi berkala seperti demikian dapat dilakukan dan dijadikan percontohan oleh pihak sekolah untuk dapat dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental siswa. Hal ini diutarakan siswa, mengingat pentingnya stabilitas mental mereka demi optimalisasi performa belajar mereka untuk menghadapi beragam tantangan secara akademik maupun non-akademik.
Dokumentasi : Tim
Editor : Rafika Nur Kusumawati, S.Psi., M.A.